Kaji saja Tubuh Maharuang, tidak akan sesat dan tidak akan tergelincir pada kesesatan maupun pada kezindikan.
Coba rasa Maharuang ini, ada rasa bersentuh tidak?
Coba cium Maharuang ini, ada baunya tidak?
Coba dengar Maharuang ini, ada suaranya tidak?
Coba lihat Maharuang ini, ada bentuknya tidak?
Coba telaah Maharuang ini, ada kanan-kiri-atas-bawahnya tidak?
Coba pikir Maharuang ini, ada tempatnya tidak?
Tubuh Maharuang ini meliputi sekalian alam. Alam apa saja [Q.S. Fushilat:54]. Mengapa Tubuh yang sudah disediakan sejak 13,75 ± 0.11 miliar tahun lalu itu tidak ada yang mau memakainya?
A
l-Halaj mengatakan, "Ana Al-Haq." Lalu dipenggal kepalanya oleh orang-orang bodoh. Berkurun waktu setelah masa hidup Al-Halaj, baru ada orang membenarkannya. Syaik Abdul Qadir al-Jailani mengatakan,"Seandainya al-Halaj hidup sezaman denganku, takkan kubiarkan orang-orang memancungnya."
Mengapa Abdul Qadir Jailani membenarkan Halaj? Karena terbukti orang-orang yang hidup sezaman dengan Halaj tidak memperhatikan kaji Kosong | Maharuang ini.
Bukti-bukti yang nyata tentang kemahaesaan Tuhan-hamba: kita tidur-bangun-makan-minum-hidup-mati ini sudah di dalam [Tubuh Kosong Maharuang] kemahaesaan Tuhan tidak? Kalau memahami dan mengenal Kemahasucian-Kemahaesaan Tuhan ini, mahasucilah juga kehambaan kita. Kalau sudah mahasuci, mahaesalah hamba dengan Tuhan. Sudah bermilyar tahun di-ada-kan, sedikit sekali manusia yang mau mengkajinya. Padahal cerita ini ada di Quran.
I
kan tanpa air tidak bisa berenang. Manusia di mana berenangnya? Tentulah di Mahasuci berenangnya. Bermainlah di lautan Mahasuci ini. Banyak perolehan dari Tuhan. Inilah tempat husnul khatimah: tempat yang penuh rahmat.
Apalah susahnya "masuk" di Mahasuci. Bukan pergi dengan pesawat. Tidak perlu mesin jet pula. Cukup dengan kesadaran saja bahwa keberadaan kita ini di Tubuh Mahasuci. Apabila kesadaran ber-ada di Mahasuci ini men-jadi: akan tampak segala-galanya.
Kalau kamu melihat betul-betul kaca [monitor/layar] TV yang kamu tonton, kamu akan tahu bahwa semua cerita yang ada di balik kaca itu. Ini perumpamaan yang nyata untuk dijadikan permisalan mendapatkan kebenaran yang hakiki. Inilah pelajaran kami malam Jumat lalu.
No comments:
Post a Comment