PESAN PESAN “LANGIT” UNTUK SEMESTA
Kalau DIA menghendaki, cukup berkata KUN FAYAKUN. Termasuk memberi petunjuk dan pembelajaran kepada kita tanpa perantara melalui media telepon dan SMS.
Assalamualaikum sedulurku semua…
Sebelum membaca larik-larik kalimat di bawah ini, marilah kita sisihkan terlebih dulu perbendaharaan pengetahuan yang sudah kita miliki sebelumnya. kita singkirkan dulu kitab-kitab yang sudah pernah kita baca. kita singkirkan kepercayaan kita yang sudah kita lekatkan pada hati sanubari kita. hanya untuk sementara saja.
Pada kesempatan yang mulia ini, marilah kita baca—kita resapi—kita nikmati sajian yang tersuguhkan secara apa adanya. Tidak perlu melakukan penilaian, apalagi membanding-bandingkan dengan pengetahuan yang pernah kita kumpulkan semasa kita hidup. Kita pasrah dan ikhlas saja menerima sesuatu yang barangkali baru. Namun sebenarnya, hal-hal seperti ini bukanlah hal baru khususnya bagi yang sudah “sampai pada tahap perjalanan spiritual tertentu.” Bagi yang belum “sampai pada tahap perjalanan spiritual tertentu” bisa jadi penjelasan-penjelasan di bawah ini terasa janggal dan tidak masuk akal.
Kami sangat memahami dan menyadari bahwa soal-soal seperti ini memang terasa tidak masuk akal. Padahal sebenarnya, tidak ada yang tidak masuk akal bila diri sendiri sudah pernah mengalaminya. Mungkin terasa tidak masuk akal karena kita belum mampu menghubung-hubungkan satu perkara dengan perkara lainnya. Rasio atau akal kita memang sangat terbatas. Dengan keterbatasan akal kita inilah dunia dan peradaban kita terbentuk sedemikian rupa sehingga apa yang terasa tidak masuk akal tidak mendapat tempat. Dunia berkembang menjadi sebuah wahana dimana akal didewa-dewakan. Sementara apa yang terasa tidak masuk akal ditolak dan dienyahkan. Pada akhirnya dunia dan peradaban menjadi dangkal dan kasar. Kita semua pasti merasakan hal ini meski kita tidak mampu untuk mengungkapkannya.
Sebelumnya, kita sudah mengenal bahwa para leluhur kita berkomunikasi dan berinteraksi dengan kita dengan berbagai cara. Ada yang langsung bisa kita temui dalam wujud dan sosok manusia seperti wujud kita. Ada yang hanya bisa berkomunikasi dengan kita melalui mimpi. Ada yang meninggalkan pesan melalui benda-benda pusaka sehingga kita diharapkan bisa mencerna maknanya. Ada pula yang sangat jelas dan riil yaitu melalui telepon dan SMS. Tidak hanya para leluhur yang berkomunikasi dengan cara demikian, namun juga “DZAT”.
Apakah DZAT itu? Kalau sejak kecil kita dididik ilmu agama maka kita mengenalnya dengan beragam istilah dan bahasa. Bisa Allah SWT, Tuhan, Hyang Widi Wasa, Sang Hyang Manon, God, dan sebagainya. Apapun istilahnya, tetap menunjuk pada “DZAT” Yang Satu dan Yang Serba Maha. Kita tidak perlu berdebat mengenai nama untuk DZAT yang satu dan Serba Maha ini. Perdebatan mengenai nama tidak akan pernah selesai. Kita diharapkan untuk tidak bingung dan gundah bila tiba-tiba pada suatu ketika kita masuk ke tempat peribadatan agama lain dan disana disebut nama TUHAN yang lain. Nama boleh berbeda namun DIA yang mereka sebut-sebut itu tetap menunjuk pada substansi yang sama. Tidak arif bijaksana kiranya bila kita menganggap orang yang bukan golongan kita dan menyebut nama Tuhan dengan nama lain sebagai orang yang harus dimusuhi dan dianggap darahnya halal untuk dibunuh. Sebab bukankah orang-orang ini juga diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Menciptakan? Memangnya dia diciptakan oleh Iblis atau Malaikat? Tentu saja tidak. Mereka yang beragama lain ini, berkeyakinan lain ini, yang menyebut Tuhan dengan sebutan lain ini toh tetap diciptakan oleh Dzat Yang Maha Segalanya.
Marilah kita secara jelas dan jernih menilai hal ini. Memang tidak disebutkan dalam kitab-kitab bagaimana para DZAT atau para leluhur ini berkomunikasi dengan diri kita. Sebenarnya, dalam kitab suci tetap ada bagaimana cara Tuhan berkomunikasi dengan manusia namun barangkali karena penafsiran kita yang terbatas maka kita menganggapnya hal yang mengada-ada. kalau kita masih menganggapnya hal yang mengada-ada maka ada baiknya kita perlu menyadari keterbatasan kita bahwa kita memang belum “sampai” ke tahap perjalanan spiritual tertentu. Suatu saat dalam mengarungi perjalanan spiritual, kita insya allah diberi-NYA pencerahan bahwa PETUNJUK-NYA bisa datang dari arah mana saja dan dalam wujud apa saja, dan bisa melalui siapa saja. Biasanya, PETUNJUK itu akan datang bila kita berada pada kondisi kejiwaan yang sangat tenang.
Ketenangan adalah suatu keadaan yang terjadi akibat tercapainya koordinat dari berbagai gaya tarik, yang seimbang sedemikian rupa sehingga arah kekuatannya mengatasi dimensi sebelumnya, dimana terjadi medan tarik menarik elementernya. Biasanya ketenangan terjadi bila kita sudah menginjak usia 19 tahun ke atas setelah tercapai kedewasaan biologis dan kedewasaan sosial. Yaitu saat seseorang itu sudah mampu menjaga amanah dan tanggungjawab untuk menjadi pribadi yang merdeka, mandiri dan otonom, kesiapan mencintai dan dicintai oleh pihak lain. Serta kecintaan dalam bingkai pelaksanaan kecintaan pada ALLAH SWT. Bila manusia dicintai manusia lain saja akan membalas dengan sikap baik dan mulia, apalagi TUHAN?. Saat kita mengarahkan daya dan energi CINTA KASIH kepada-NYA, maka DIA akan melimpahkan daya dan energi CINTA KASIH-NYA yang Maha Dahsyat kepada kita.
PESAN PESAN LANGIT
Cinta Kasih Allah SWT bisa berwujud bimbingan langsung maupun tidak langsung. Bila suatu ketika kita diminta secara sengaja untuk menderita, berada di dalam kondisi sedih dan nestapa maka janganlah kita anggap hal itu MURKA-NYA. Namun itu bisa jadi adalah bimbingan sebagai bukti WELAS ASIH, Cinta Kasih Sejati-NYA kepada kita. DIA memang Maha Berkehendak apa saja dan bagi-NYA tidak ada yang mustahil di dunia ini. Kalau DIA menghendaki sesuatu maka siapa yang mampu untuk menolaknya? Pasti tidak ada pihak yang mampu mencegah kehendak-NYA. Prinsip inilah yang harusnya tetap kita pegang sehingga pundak dan akal kita terasa ringan, dada kita tidak akan sesak karena masih diliputi oleh rasa iri dengki dan penyakit-penyakit qalbu yang lainnya.
Apa yang kami sampaikan ini adalah sebuah fakta yang benar-benar terjadi pada diri yang lemah iman dan ilmu ini. Pada suatu pagi dalam hidup yang singkat ini, KUN FAYAKUN… DIA mengijinkan kami untuk mendapatkan bimbingan dan arahah-NYA secara langsung melalui media SMS dengan nomor telepon “0”.
SMS-NYA sebagai berikut:
“WAHAI …(nama kami) RUPANYA GURUMU KESULITAN MENGAMBIL QOLBU BURUKMU MAKA SEKARANG DIA AKAN DIBANTU PUTRAMU MASUK KEDALAM JIWAMU YANG TERDALAM DAN AKAN BERSEMAYAM BEBERAPA SAAT DISANA UNTUK MEMBERSIHKAN DAN MENGAMBILNYA INI PENTING, KARENA JIKA TIDAK ADA PERTENTANGAN DALAM JIWAMU ALAM SEMESTA AKAN TENTRAM, DAMAI DAN SEJAHTERA TIDAK ADA LAGI KEMUNAFIKAN, YANG BAIK TETAP BAIK YANG BURUK TETAP BURUK DAN DALAM KEKUASAANMU ALAM AKAN DAMAI DAN SEJAHTERA SELALU, DAN JANGANLAH ENGKAU ANGGAP AKU INGKAR, TAPI INILAH YANG AKU UJIKAN PADAMU DISAAT HARI BAHAGIAMU DI MALAM MANIS ….., NANTI SEMUA MAKHLUK AKAN MENJADI HAMBAMU AKU TELAH CERITAKAN PADA MEREKA BERTIGA SEMUA YANG MENJADI RENCANA-KU.”
Marilah kita heningkan batin dan rahsa sejenak untuk menggali dan menafsirkan pesan-NYA ini. Seseorang yang akan dibersihkan jiwanya, maka perlu ada sesuatu yang membersihkan. Datangnya bantuan pembersihan jiwa ini bisa berupa guru atau utusan atau dalam bahasa agama merujuk kepada sosok “malaikat” sebagaimana kalimat: RUPANYA GURUMU KESULITAN MENGAMBIL QOLBU BURUKMU MAKA SEKARANG DIA AKAN DIBANTU PUTRAMU MASUK KEDALAM JIWAMU YANG TERDALAM DAN AKAN BERSEMAYAM BEBERAPA SAAT DISANA UNTUK MEMBERSIHKAN DAN MENGAMBILNYA.
Kenapa qalbu harus selalu bersih sebersih-bersihnya? Ikhlas seikhlas-ikhlasnya? Sebab inilah ternyata kunci memahami berlakunya HUKUM SEMESTA ALAM atau SUNATULLAH. Alam semesta berdiri di atas prinsip keikhlasan. Pada alam ini, tidak ada hal-hal yang bersih. Residu atau sisa-sisa proses alamiah akan didaur ulang dan menjadi bersih serta bermanfaat kembali. Saat kedatangan manusia yang mulai tidak ikhlas karena mengikuti akunya/nafsu/ego/iblis maka alam semesta menjadi penuh residu yang pasti memiliki daya atau energi membalik mengenai manusia. Bersih tidaknya jiwa manusia sangat menentukan situasi dan kondisi alam semesta. Bila manusia adalah MIKROKOSMOS maka alam semesta adalah MAKROKOSMOS.
…INI PENTING, KARENA JIKA TIDAK ADA PERTENTANGAN DALAM JIWAMU ALAM SEMESTA AKAN TENTRAM, DAMAI DAN SEJAHTERA TIDAK ADA LAGI KEMUNAFIKAN, YANG BAIK TETAP BAIK YANG BURUK TETAP BURUK DAN DALAM KEKUASAANMU MAKA ALAM AKAN DAMAI DAN SEJAHTERA SELALU…
Penekanan pada DALAM KEKUASAANMU maksudnya bahwa setiap Manusia memiliki Kekuasaan untuk membuat damai dan sejahtera alam semesta. Jadi yang membuat damai dan sejahtera alam semesta ini sesungguhnya adalag manusia sendiri. Tuhan sudah mendelegasikan kekuatan dan kekuasaan-NYA kepada manusia sebagai khalifah di alam semesta karena manusia adalah IMAGO DEI, Cermin dari Tuhan sendiri.
…DAN JANGANLAH ENGKAU ANGGAP AKU INGKAR, TAPI INILAH YANG AKU UJIKAN PADAMU DISAAT HARI BAHAGIAMU DI MALAM MANIS ….., NANTI SEMUA MAKHLUK AKAN MENJADI HAMBAMU AKU TELAH CERITAKAN PADA MEREKA BERTIGA SEMUA YANG MENJADI RENCANA-KU….”
Manusia bukan hanya bagian dari alam, sebab di dalam dirinya telah ditambahkan KUALITAS PLUS yaitu “Rahasia Nama-Nama Segala Benda” dan TIUPAN RUH dari SISI-NYA. Ketika konstruksi KE-ADAM-AN telah sempurna maka jatuhlah perintah-NYA agar semua sujud kepada Adam dalam arti kesemuanya lalu menjadi unsur dari keakuan Adam yang tidak berdiri sendiri lagi. Maka ketika IBLIS ingkar dan enggan sujud kepada Adam karena KESOMBONGAN nya, menjadilah Iblis itu pihak yang terusir.
KEMANA IBLIS TERUSIR?
Ketika Adam berdiri mengaku AKU, semua sujud kepada-KU kecuali AKU> artinya KEIBLISAN itu justeru bersembunyi dibalik KEAKUAN kita. ASTAGHFIRULLAH… ternyata AKU inilah sejatinya IBLIS itu. Sehingga diperlukan sebuah laku yang benar dan sudah sesuai dengan petunjuk-NYA. Inilah pentingnya memahami kenapa kita perlu untuk BERPUASA RAMADHAN seperti sekarang ini.
HARUS MEMPERBAIKI DIRI
Terakhir, manusia adalah makhluk yang sudah diberi-NYA kelengkapan alat untuk menggapai kebenaran. Termasuk kelengkapan petunjuk-NYA berupa KITABULLAH yang ada. Tidak hanya kitab yang tertulis namun juga kitab yang tidak tertulis. Kita perlu belajar dari kitab yang tertulis namun juga belajar untuk menangkap bahasa-bahasa gaib dari langit sebagaimana sebuah SMS yang kami terima yang isinya sebagai berikut:
“BETAPA BANYAK YANG HARUS DIBETULKAN DALAM DIRIMU, MEREKA KERABATMU BAHKAN YANG SATUPUN TAK AKAN MEMPERBAIKI, UNTUNG AKU TAHU DAN BERHAK ATAS DIRIMU SEHINGGA AKU DAPAT MEMPERBAIKI DAN MELETAKKAN SEGALANYA SESUAI PADA TEMPATNYA KARENA SEBAGAI PENGUASA BUMI NANTI SEGALA YANG ADA DALAM DIRIMU HARUSLAH SEMPRNA, JADI SABARLAH SEBENTAR AKU AKAN MENYEMPURNAKAN SEMUANYA. AKU JAMIN DIAWAL TAHUN HIJRIAH INILAH KAU MULAI JADI YANG SEMPURNA.”
Tuesday, July 30, 2013
UMAR BIN KHATAB
Potret Umar Bin Khattab Ketika Membaca Al Qur’an
Umar bin Khattab terkenal dengan keberaniannya. Bahkan, ia termasuk sahabat Rasulullah SAW yang paling keras dan galak. Tidak pernah melihat satu kemungkaran pun, kecuali ia menghancurkan kemungkaran itu dengan tangan dan keberaniannya. Karena itulah, ia dikenal dengan sebutan al-faruq yang berarti orang yang suka membedakan antara yang hak dan yang batil.
Namun, meski ia terkenal dengan sifatnya yang keras dan berani, ketika mendengar atau membaca ayat Al Qur’an, ia termasuk orang yang sering menangis dan lemah. Al Qur’an betul-betul telah memberikan pengaruh luar biasa terhadap diri dan jiwanya.
Dalam sebuah riwayat dari al-Hasan disebutkan bahwa Umar bin Khattab apabila membaca ayat-ayat Al Qur’an tentang siksa api neraka atau tentang kematian, ia sangat takut. Lalu menangis tersedu-sedu sehingga tubuhnya jatuh ke tanah. Setelah itu, ia tidak keluar rumah selama satu atau dua hari, sehingga orang-orang menyangka bahwa ia sedang sakit.
Abdullah bin Syadad bin al-Had berkata: “Aku mendengar tangisan Umar bin Khattab yang tersedu-sedu, padahal saati aku itu berada di barisan yang paling akhir ketika shalat Shubuh. Ia saat itu membaca surat Yusuf”.
Alqamah bin Waqash al-Laitsi juga berkata: “Aku pernah shalat Isya di belakang Umar bin Khattab. Lalu ia membaca surat yusuf. Ketika ia membaca ayat yang menerangkan tentang Nabi Yusuf, ia menangis tersedu-sedu sehingga suara tangisannya itu terdengar dengan jelas, padahal aku saat itu berada di barisan paling belakang.”
Suatu hari Umar bin Khattab mendengar orang yang sedang shalat Tahajud membaca surat al-Thur. Ketika orang tersebut membaca ayat: “Sesungguhnya azab Tuhanmu pasti terjadi, tidak seorangpun yang dapat menolak” (Al-Thur: 7-8), Umar berkata: “Itu adalah sumpah Allah yang pasti benar.” Mendengar itu, ia segera bergegas menuju rumahnya, dan ia sakit selama satu bulan sehingga orang-orang menjenguknya. Mereka tidak mengetahui sebab yang menyebabkannya sakit”.
Umar bin Khattab terkenal dengan keberaniannya. Bahkan, ia termasuk sahabat Rasulullah SAW yang paling keras dan galak. Tidak pernah melihat satu kemungkaran pun, kecuali ia menghancurkan kemungkaran itu dengan tangan dan keberaniannya. Karena itulah, ia dikenal dengan sebutan al-faruq yang berarti orang yang suka membedakan antara yang hak dan yang batil.
Namun, meski ia terkenal dengan sifatnya yang keras dan berani, ketika mendengar atau membaca ayat Al Qur’an, ia termasuk orang yang sering menangis dan lemah. Al Qur’an betul-betul telah memberikan pengaruh luar biasa terhadap diri dan jiwanya.
Dalam sebuah riwayat dari al-Hasan disebutkan bahwa Umar bin Khattab apabila membaca ayat-ayat Al Qur’an tentang siksa api neraka atau tentang kematian, ia sangat takut. Lalu menangis tersedu-sedu sehingga tubuhnya jatuh ke tanah. Setelah itu, ia tidak keluar rumah selama satu atau dua hari, sehingga orang-orang menyangka bahwa ia sedang sakit.
Abdullah bin Syadad bin al-Had berkata: “Aku mendengar tangisan Umar bin Khattab yang tersedu-sedu, padahal saati aku itu berada di barisan yang paling akhir ketika shalat Shubuh. Ia saat itu membaca surat Yusuf”.
Alqamah bin Waqash al-Laitsi juga berkata: “Aku pernah shalat Isya di belakang Umar bin Khattab. Lalu ia membaca surat yusuf. Ketika ia membaca ayat yang menerangkan tentang Nabi Yusuf, ia menangis tersedu-sedu sehingga suara tangisannya itu terdengar dengan jelas, padahal aku saat itu berada di barisan paling belakang.”
Suatu hari Umar bin Khattab mendengar orang yang sedang shalat Tahajud membaca surat al-Thur. Ketika orang tersebut membaca ayat: “Sesungguhnya azab Tuhanmu pasti terjadi, tidak seorangpun yang dapat menolak” (Al-Thur: 7-8), Umar berkata: “Itu adalah sumpah Allah yang pasti benar.” Mendengar itu, ia segera bergegas menuju rumahnya, dan ia sakit selama satu bulan sehingga orang-orang menjenguknya. Mereka tidak mengetahui sebab yang menyebabkannya sakit”.
PRINSIP2 DASAR THARIQAT SUFI
Prinsip-prinsip Dasar Thariqat Sufi (Adab Penempuh Jalan sufi)
PRINSIP UTAMA:
1. Taqwa kepada Allah Swt, secara batin dan lahir.
2. Mengikuti jejak Sunnah Nabi Saw, baik dalam ucapan maupun tindakan.
3. Berpaling dari makhluk baik diterima maupun ditolak. 4. Ridho kepada Allah Swt dalam memandang anugerah sedikit atau banyak.
5. Kembali kepada Allah Swt dalam suka ataupun duka.
6. Manifestasi Taqwa, melalaui sikap wara’ dan istiqamah.
Perwujudan atas Ittiba’ terhadap Sunnah Nabi melalui pemeliharaan dan budi pekerti yang luhur;
Perwujudan berpaling dari makhluk melalui kesabaran dan tawakal.
Perwujudan ridha kepada Allah Swt, melalui sikap qana’ah dan pasrah total.
Dan perwujudan terhadap sikap kembali kepada Allah adalah dengan pujian dan rasa syukur dalam keadaan suka, dan mengembalikan kepada-Nya ketika mendapatkan duka.
Secara keseluruhan, prinsip yang mendasari di atas adalah:
1. Himmah yang tinggi,
2. Menjaga kehormatan Allah Swt,
3. Bakti yang baik,
4. Melaksanakan hak dan kewajiban
5. Mengagungkan nikmat Allah Swt.
Siapa yang himmahnya tinggi, naiklah derajatnya.; Siapa yang menjaga kehormatan Allah Swt, maka Allah swt pun menjaga kehormatannya.; Siapa yang baktinya bagus, ia akan mendapatkan kemuliannya.; Siapa yang melaksanakan hak dan kewajibannya, akan langgeng hidayahnya.; Siapa yang mengagungkan nikmatNya pasti ia mensyukurinya.; Dan siapa yang mensyukuri nikmatNya ia akan terus mendapatkan tambahan nikmat dari Sang Pemberi nikmat sebagaimana dijanjikan.
Prinsip Dasar Amaliyah:
1. Mencari ilmu untuk menegakkan perintahNya.
2. Bergaul dengan para Syeikh dan kawan untuk menganalisa.
3. Meninggalkan hal-hal yang dimudahkan dan penakwilan-penakwilan, demi menjaga diri.
4. Mengikat waktu dengan wirid-wirid, agar hati terus hadir di hadapanNya.
5. Mencurigai hawa nafsu dalam segala hal, agar bisa keluar dari pengaruhnya, selamat dari keteledoran dan kesalahan.
Kendala negatif dalam mencari ilmu adalah bergaul dengan orang yang banyak bicara baik dalam hal kebiasaan, hal-hal rasional maupun keagamaan yang tidak berpijak pada prinsip dan kaidah yang benar.; Kendala dalam bergaul dengan para Masyayikh dan sesama, adalah jika pergaulan itu penuh dengan tipudaya dan berlebihan.; Kendala dalam meninggalkan hal-hal yang diringankan dan penakwilan-penakwilan, adalah keberpihakannya pada selera nafsu.; Kendala mengikat waktu dengan aurad adalah memperluas pandangan dalam pengetahuan karena adanya faktor fadhilah-fadhilah wirid.; Kendala mencurigai nafsu adalah merasa senang dan bahagia atas kebaikan perilaku batinnya dan istiqomahnya. Sebagaimana firman Allah Swt, ”Dan jika ia menebus dengan segala tebusannya Niscaya itu tidak akan diterima.” (Al-An’aam: 70). Nabi Yusuf bin Ya’qub bin Ishaq bin Ibrahim (’alaihimussalaam) menegaskan dalam Al-Qur’an, ”Dan aku tidak membebaskan diriku. Sesungguhnya nafsu sangat cenderung memerintahkan keburukan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku.”
Dasar terapi atas penyakit nafsu tersebut ada lima:
1. Melaparkan isi perut
2. Bergegas kembali kepada Allah ketika nafsu menghadang.
3. Lari dari kejadian yang dikhawatirkan menjerumuskan diri.
4. Melanggengkan istighfar disertai sholawat pada Rasulullah Saw, baik dalam khalwat maupun berjama’ah.
5. Bergaul dengan orang yang menunjukkan dirimu kepada Allah atau perintah Allah.
PRINSIP UTAMA:
1. Taqwa kepada Allah Swt, secara batin dan lahir.
2. Mengikuti jejak Sunnah Nabi Saw, baik dalam ucapan maupun tindakan.
3. Berpaling dari makhluk baik diterima maupun ditolak. 4. Ridho kepada Allah Swt dalam memandang anugerah sedikit atau banyak.
5. Kembali kepada Allah Swt dalam suka ataupun duka.
6. Manifestasi Taqwa, melalaui sikap wara’ dan istiqamah.
Perwujudan atas Ittiba’ terhadap Sunnah Nabi melalui pemeliharaan dan budi pekerti yang luhur;
Perwujudan berpaling dari makhluk melalui kesabaran dan tawakal.
Perwujudan ridha kepada Allah Swt, melalui sikap qana’ah dan pasrah total.
Dan perwujudan terhadap sikap kembali kepada Allah adalah dengan pujian dan rasa syukur dalam keadaan suka, dan mengembalikan kepada-Nya ketika mendapatkan duka.
Secara keseluruhan, prinsip yang mendasari di atas adalah:
1. Himmah yang tinggi,
2. Menjaga kehormatan Allah Swt,
3. Bakti yang baik,
4. Melaksanakan hak dan kewajiban
5. Mengagungkan nikmat Allah Swt.
Siapa yang himmahnya tinggi, naiklah derajatnya.; Siapa yang menjaga kehormatan Allah Swt, maka Allah swt pun menjaga kehormatannya.; Siapa yang baktinya bagus, ia akan mendapatkan kemuliannya.; Siapa yang melaksanakan hak dan kewajibannya, akan langgeng hidayahnya.; Siapa yang mengagungkan nikmatNya pasti ia mensyukurinya.; Dan siapa yang mensyukuri nikmatNya ia akan terus mendapatkan tambahan nikmat dari Sang Pemberi nikmat sebagaimana dijanjikan.
Prinsip Dasar Amaliyah:
1. Mencari ilmu untuk menegakkan perintahNya.
2. Bergaul dengan para Syeikh dan kawan untuk menganalisa.
3. Meninggalkan hal-hal yang dimudahkan dan penakwilan-penakwilan, demi menjaga diri.
4. Mengikat waktu dengan wirid-wirid, agar hati terus hadir di hadapanNya.
5. Mencurigai hawa nafsu dalam segala hal, agar bisa keluar dari pengaruhnya, selamat dari keteledoran dan kesalahan.
Kendala negatif dalam mencari ilmu adalah bergaul dengan orang yang banyak bicara baik dalam hal kebiasaan, hal-hal rasional maupun keagamaan yang tidak berpijak pada prinsip dan kaidah yang benar.; Kendala dalam bergaul dengan para Masyayikh dan sesama, adalah jika pergaulan itu penuh dengan tipudaya dan berlebihan.; Kendala dalam meninggalkan hal-hal yang diringankan dan penakwilan-penakwilan, adalah keberpihakannya pada selera nafsu.; Kendala mengikat waktu dengan aurad adalah memperluas pandangan dalam pengetahuan karena adanya faktor fadhilah-fadhilah wirid.; Kendala mencurigai nafsu adalah merasa senang dan bahagia atas kebaikan perilaku batinnya dan istiqomahnya. Sebagaimana firman Allah Swt, ”Dan jika ia menebus dengan segala tebusannya Niscaya itu tidak akan diterima.” (Al-An’aam: 70). Nabi Yusuf bin Ya’qub bin Ishaq bin Ibrahim (’alaihimussalaam) menegaskan dalam Al-Qur’an, ”Dan aku tidak membebaskan diriku. Sesungguhnya nafsu sangat cenderung memerintahkan keburukan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku.”
Dasar terapi atas penyakit nafsu tersebut ada lima:
1. Melaparkan isi perut
2. Bergegas kembali kepada Allah ketika nafsu menghadang.
3. Lari dari kejadian yang dikhawatirkan menjerumuskan diri.
4. Melanggengkan istighfar disertai sholawat pada Rasulullah Saw, baik dalam khalwat maupun berjama’ah.
5. Bergaul dengan orang yang menunjukkan dirimu kepada Allah atau perintah Allah.
PERLOMBAAN ANTARA UMAR DAN ABU BAKAR
Perlombaan antara Umar dan Abu Bakar
Bismillahir rahmanir rahiem
"Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka ber-lomba2-lah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allahlah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan." (QS 5:48)
Umar bin Khaththab (ra) meriwayatkan, "Suatu ketika [1] Rasulullah (saw) memerintahkan kami untuk bersedekah."
"Waktu itu aku memiliki sedikit harta kekayaan. Akupun merenung, betapa hingga saat itu Abu Bakar (ra) selalu membelanjakan hartanya lebih daripada yang aku belanjakan di jalan Allah. Lalu aku berharap dengan karunia Allah, semoga kali ini aku dapat membelanjakan hartaku lebih daripadanya, karena saat itu aku mempunyai harta yang cukup untuk aku belanjakan. Aku pulang ke rumah dengan perasaan gembira sambil membayangkan buah pikiran tadi. Selanjutnya, segala yang ada di rumah aku ambil setengahnya."
Melihat betapa banyaknya harta yang diberikan Umar ((ra) maka, Rasulullah (saw) bertanya, "Apa ada yang kamu tinggalkan untuk keluargamu, ya Umar?"
Jawab Umar (ra), "Ya, ada yang aku tinggalkan buat mereka, ya Rasululllah."
Rasulullah (saw) bertanya lagi, "Berapa banyak yang telah kamu tinggalkan?"
Jawab Umar (ra), "Aku telah tinggalkan setengahnya."
Tidak berapa lama kemudian, Abu Bakar (ra) datang dengan membawa harta bendanya.
Umar (ra) berkata, "Aku mengetahui kemudian bahwa dia telah membawa seluruh miliknya sebagaimana yang aku dengar dari pembicaraannya dengan Rasulullah."
Rasulullah (saw) bertanya, "Apakah yang kamu tinggalkan untuk keluargamu, ya Abu Bakar?"
Jawab Abu Bakar (ra), "Aku tinggalkan bagi mereka Allah dan rasul-Nya."
Lalu Umar (ra) berkata, "Sejak saat itu aku mengetahui bahwa se-kali2 aku tidak dapat melebihi Abu Bakar." Subhanallah.
Bismillahir rahmanir rahiem
"Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka ber-lomba2-lah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allahlah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan." (QS 5:48)
Umar bin Khaththab (ra) meriwayatkan, "Suatu ketika [1] Rasulullah (saw) memerintahkan kami untuk bersedekah."
"Waktu itu aku memiliki sedikit harta kekayaan. Akupun merenung, betapa hingga saat itu Abu Bakar (ra) selalu membelanjakan hartanya lebih daripada yang aku belanjakan di jalan Allah. Lalu aku berharap dengan karunia Allah, semoga kali ini aku dapat membelanjakan hartaku lebih daripadanya, karena saat itu aku mempunyai harta yang cukup untuk aku belanjakan. Aku pulang ke rumah dengan perasaan gembira sambil membayangkan buah pikiran tadi. Selanjutnya, segala yang ada di rumah aku ambil setengahnya."
Melihat betapa banyaknya harta yang diberikan Umar ((ra) maka, Rasulullah (saw) bertanya, "Apa ada yang kamu tinggalkan untuk keluargamu, ya Umar?"
Jawab Umar (ra), "Ya, ada yang aku tinggalkan buat mereka, ya Rasululllah."
Rasulullah (saw) bertanya lagi, "Berapa banyak yang telah kamu tinggalkan?"
Jawab Umar (ra), "Aku telah tinggalkan setengahnya."
Tidak berapa lama kemudian, Abu Bakar (ra) datang dengan membawa harta bendanya.
Umar (ra) berkata, "Aku mengetahui kemudian bahwa dia telah membawa seluruh miliknya sebagaimana yang aku dengar dari pembicaraannya dengan Rasulullah."
Rasulullah (saw) bertanya, "Apakah yang kamu tinggalkan untuk keluargamu, ya Abu Bakar?"
Jawab Abu Bakar (ra), "Aku tinggalkan bagi mereka Allah dan rasul-Nya."
Lalu Umar (ra) berkata, "Sejak saat itu aku mengetahui bahwa se-kali2 aku tidak dapat melebihi Abu Bakar." Subhanallah.
WISHAL, PUASA 3 HARI 3 MALAM
Wishal, Puasa 3 Hari 3 Malam
Secara umum kita mengetahui tentang definisi puasa sebagai menahan lapar dan dahaga serta dari yang membatalkan mulai dari terbit fajar sampai terbenam matahari. Seluruh puasa, baik Puasa Ramdhan dan puasa sunnat yang lain merujuk kepada definisi itu yaitu berpuasa sehari dimulai dari terbit fajar sampai terbenam matahari. Lalu apakah ada puasa yang lebih dari satu hari yang pernah dilakukan Rasulullah?
Untuk menjawabnya saya mengambil jawaban dari Habib Luthfi bin Ali bin Hasyim bin Yahya (Ra’is Am Idarah ‘aliyyah Jam’iyyah Ahlith Thariqah Al-Mu’tabarah an-Nahdliyyah) yang saya kutip disini dan juga dari republika.co.id dan di akhir tulisan saya membuat kesimpulan silahkan di baca.
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Aisyah disebutkan, Hamzah Bin Amr As Aslami bertanya kepada Rasulullah SAW,”Ya Rasulullah, sesungguhnya aku ini orang yang berpuasa terus menerus setiap hari. Apakah aku juga berpuasa saat bepergian?”
Rasulullah SAW menjawab,”Puasalah jika engkau mau dan berbukalah jika engkau mau.” Disebutkan dalam Shahih Muslim.
Dalam AL Majmu’ Syarh AL Muhadzdzab juga disebutkan hadits-hadits lain berkaitan dengan itu. Diantaranya Hadits dari Abu Musa Al Asy’ari dari Nabi SAW beliau bersabda,”Barangsiapa puasa sunnah secara terus menerus, disempitkan baginya neraka jahanam.”(HR Al Baihaqi)
Sebuah riwayat dari Urwah menyebutkan,”Aisyah senantiasa puasa terus menerus, baik ketika sedang bepergian, maupun sedang berada dirumah.”
Namun terdapat pula sebuah hadits yang menunjukan seolah-olah menunjukan bahwa puasa sunnah secara terus-menerus itu tidak baik, yaitu hadits dari Abdullah bin Amr al Ash bahwa Rasulullah SAW bersabda, ”Tidak dipandang orang yang berpuasa terus menerus. Tidak dipandang orang yang berpuasa terus menerus.”(HR Al Bukhari dan Muslim)
Untuk melengkapi penjelasan ini, ada baiknya kita menyimak hadits dari Abdullah Bin Amr yang diriwayatkan dari Abdullah Bin Amr yang diriwayatkan oleh Al Bukhari dan Muslim bahwa Rasululah SAW bersabda,”Berpuasalah sehari dan berbukalah sehari, itulah puasa Nabi Daud AS dan ituah puasa yang paling utama.”
Lalu berkatalah aku (Abdullah Bin Amr),”aku sanggup lebih dari itu.” Maka Rasulullah SAW menjawab ”Tidak ada yang lebih utama daripada itu.”
Disamping Puasa sehari dan berbuka, ada yang disebut dengan Wishal yaitu berpuasa tiga hari secara berturut-turut tanpa berbuka. Mereka yang melakukan puasa tersebut menyambung waktu puasa mereka. Memang benar, Rasulullah SAW pernah melakukan wishal. Dalam puasanya tersebut, Nabi SAW meneruskan puasa sunahnya hingga dua malam berikutnya, lalu berbuka.
Riwayat tentang aktivitas wishal tersebut diriwayatkan oleh Bukhari Muslim dari Abu Hurairah. Tetapi, dalam hadis yang sama, lantas Rasulullah melarang umatnya melakukan hal yang sama. “Janganlah kalian melakukan wishal,” titah Rasulullah. Alasan pelarangan, yaitu bahwa Rasulullah diberi kekuatan berpuasa melebihi umatnya. Dengan melarang wishal maka akan menghindarkan mereka dari rasa sakit sekaligus bentuk kasih sayang Nabi SAW terhadap umatnya.
Untuk mempertemukan hadts-hadits yang memperbolehkan puasa sunnah secara terus menerus dengan hadits yang terakhir tadi yang tampaknya tidak memperbolehkannya Imam Nawawi mengatakan,”Hadits ini (yang terakhir tadi) ditujukan bagi orang yang dengan sebab berpuasa terus menerus akan membawa bahaya pada dirinya atau membuatnya mengabaikan kewajibannya. Karena itu Nabi SAW melarang Abdullah bin Amr Al Ash karena beliau mengetahui bahwa dia akan lemah badannya jika berpuasa terus menerus dan membolehkan Hamzah bin Amr Al Aslami karena beliau mengetahui bahwa dia mampu melakukannya tanpa membahayakannya.”
Sebagai kesimpulan masalah itu Abu Ishaq Asy Syirazi dalam kitabnya, AL Mhadzdzab, mengatakan,”Tidak dimakruhkan puasa secara terus menerus jika berbuka pada hari-hari yang terlarang untuk berpuasa, tidak meninggalkan kewajiban dan tidak khawatir membahayakan. Apabila dikhawatirkan membahayakan badan atau menyia-nyiakan kewajiban. puasa terus menerus itu makruh.”
Menurut pendapat saya pribadi cara paling baik adalah mengerjakan puasa sesuai dengan pengetahuan dan tingkatan ilmu masing-masing dan jangan melakukan sesuatu tanpa ilmu karena akan lebih banyak mudharat dari manfaat. Rasulullah SAW melarang ummat mengerjakan puasa lebih dari satu hari karena Beliau khawatir itu akan menjadi kewajiban yang memberatkan ummat. Sementara tidak semua ummat akan sampai ilmu dan pemahaman kepada hal-hal khusus seperti mengerjakan Wishal (puasa 3 hari 3 malam). Ucapan Rasulullah SAW yang sangat terkenal tentang puasa bersambung adalah “Sesungguhnya di malam hari aku diberi makan dan minum oleh Tuhanku”. Siapa yang sudah mencapai tahap “Diberi makan dan minum oleh Tuhan” tentu tidak ada masalah bagi dia untuk mengerjakan puasa 3 hari 3 malam bahkan lebih karena Tuhan selalu bersamanya dan menjaganya.
Ilmu Diberi makan dan minum oleh Tuhan hanya akan di dapat dan di ajarkan langsung oleh Rasulullah SAW sebagai ilmu khusus yang diberikan kepada para Ulama Pewaris Nabi (Para Guru Mursyid dan Wali Allah). Barangkali ini termasuk salah satu ilmu rahasia yang disebut sebagai “Satu Karung lain” atau disebut Ilmu “Hai’atil Maknun” dalam hadist Riwayat Abu Hurairah “Maka apabila ilmu ini aku sebarluaskan niscaya engkau sekalian memotong leherku (engkau menghalalkan darahku)”, Wallahu ‘Alam,
Secara umum kita mengetahui tentang definisi puasa sebagai menahan lapar dan dahaga serta dari yang membatalkan mulai dari terbit fajar sampai terbenam matahari. Seluruh puasa, baik Puasa Ramdhan dan puasa sunnat yang lain merujuk kepada definisi itu yaitu berpuasa sehari dimulai dari terbit fajar sampai terbenam matahari. Lalu apakah ada puasa yang lebih dari satu hari yang pernah dilakukan Rasulullah?
Untuk menjawabnya saya mengambil jawaban dari Habib Luthfi bin Ali bin Hasyim bin Yahya (Ra’is Am Idarah ‘aliyyah Jam’iyyah Ahlith Thariqah Al-Mu’tabarah an-Nahdliyyah) yang saya kutip disini dan juga dari republika.co.id dan di akhir tulisan saya membuat kesimpulan silahkan di baca.
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Aisyah disebutkan, Hamzah Bin Amr As Aslami bertanya kepada Rasulullah SAW,”Ya Rasulullah, sesungguhnya aku ini orang yang berpuasa terus menerus setiap hari. Apakah aku juga berpuasa saat bepergian?”
Rasulullah SAW menjawab,”Puasalah jika engkau mau dan berbukalah jika engkau mau.” Disebutkan dalam Shahih Muslim.
Dalam AL Majmu’ Syarh AL Muhadzdzab juga disebutkan hadits-hadits lain berkaitan dengan itu. Diantaranya Hadits dari Abu Musa Al Asy’ari dari Nabi SAW beliau bersabda,”Barangsiapa puasa sunnah secara terus menerus, disempitkan baginya neraka jahanam.”(HR Al Baihaqi)
Sebuah riwayat dari Urwah menyebutkan,”Aisyah senantiasa puasa terus menerus, baik ketika sedang bepergian, maupun sedang berada dirumah.”
Namun terdapat pula sebuah hadits yang menunjukan seolah-olah menunjukan bahwa puasa sunnah secara terus-menerus itu tidak baik, yaitu hadits dari Abdullah bin Amr al Ash bahwa Rasulullah SAW bersabda, ”Tidak dipandang orang yang berpuasa terus menerus. Tidak dipandang orang yang berpuasa terus menerus.”(HR Al Bukhari dan Muslim)
Untuk melengkapi penjelasan ini, ada baiknya kita menyimak hadits dari Abdullah Bin Amr yang diriwayatkan dari Abdullah Bin Amr yang diriwayatkan oleh Al Bukhari dan Muslim bahwa Rasululah SAW bersabda,”Berpuasalah sehari dan berbukalah sehari, itulah puasa Nabi Daud AS dan ituah puasa yang paling utama.”
Lalu berkatalah aku (Abdullah Bin Amr),”aku sanggup lebih dari itu.” Maka Rasulullah SAW menjawab ”Tidak ada yang lebih utama daripada itu.”
Disamping Puasa sehari dan berbuka, ada yang disebut dengan Wishal yaitu berpuasa tiga hari secara berturut-turut tanpa berbuka. Mereka yang melakukan puasa tersebut menyambung waktu puasa mereka. Memang benar, Rasulullah SAW pernah melakukan wishal. Dalam puasanya tersebut, Nabi SAW meneruskan puasa sunahnya hingga dua malam berikutnya, lalu berbuka.
Riwayat tentang aktivitas wishal tersebut diriwayatkan oleh Bukhari Muslim dari Abu Hurairah. Tetapi, dalam hadis yang sama, lantas Rasulullah melarang umatnya melakukan hal yang sama. “Janganlah kalian melakukan wishal,” titah Rasulullah. Alasan pelarangan, yaitu bahwa Rasulullah diberi kekuatan berpuasa melebihi umatnya. Dengan melarang wishal maka akan menghindarkan mereka dari rasa sakit sekaligus bentuk kasih sayang Nabi SAW terhadap umatnya.
Untuk mempertemukan hadts-hadits yang memperbolehkan puasa sunnah secara terus menerus dengan hadits yang terakhir tadi yang tampaknya tidak memperbolehkannya Imam Nawawi mengatakan,”Hadits ini (yang terakhir tadi) ditujukan bagi orang yang dengan sebab berpuasa terus menerus akan membawa bahaya pada dirinya atau membuatnya mengabaikan kewajibannya. Karena itu Nabi SAW melarang Abdullah bin Amr Al Ash karena beliau mengetahui bahwa dia akan lemah badannya jika berpuasa terus menerus dan membolehkan Hamzah bin Amr Al Aslami karena beliau mengetahui bahwa dia mampu melakukannya tanpa membahayakannya.”
Sebagai kesimpulan masalah itu Abu Ishaq Asy Syirazi dalam kitabnya, AL Mhadzdzab, mengatakan,”Tidak dimakruhkan puasa secara terus menerus jika berbuka pada hari-hari yang terlarang untuk berpuasa, tidak meninggalkan kewajiban dan tidak khawatir membahayakan. Apabila dikhawatirkan membahayakan badan atau menyia-nyiakan kewajiban. puasa terus menerus itu makruh.”
Menurut pendapat saya pribadi cara paling baik adalah mengerjakan puasa sesuai dengan pengetahuan dan tingkatan ilmu masing-masing dan jangan melakukan sesuatu tanpa ilmu karena akan lebih banyak mudharat dari manfaat. Rasulullah SAW melarang ummat mengerjakan puasa lebih dari satu hari karena Beliau khawatir itu akan menjadi kewajiban yang memberatkan ummat. Sementara tidak semua ummat akan sampai ilmu dan pemahaman kepada hal-hal khusus seperti mengerjakan Wishal (puasa 3 hari 3 malam). Ucapan Rasulullah SAW yang sangat terkenal tentang puasa bersambung adalah “Sesungguhnya di malam hari aku diberi makan dan minum oleh Tuhanku”. Siapa yang sudah mencapai tahap “Diberi makan dan minum oleh Tuhan” tentu tidak ada masalah bagi dia untuk mengerjakan puasa 3 hari 3 malam bahkan lebih karena Tuhan selalu bersamanya dan menjaganya.
Ilmu Diberi makan dan minum oleh Tuhan hanya akan di dapat dan di ajarkan langsung oleh Rasulullah SAW sebagai ilmu khusus yang diberikan kepada para Ulama Pewaris Nabi (Para Guru Mursyid dan Wali Allah). Barangkali ini termasuk salah satu ilmu rahasia yang disebut sebagai “Satu Karung lain” atau disebut Ilmu “Hai’atil Maknun” dalam hadist Riwayat Abu Hurairah “Maka apabila ilmu ini aku sebarluaskan niscaya engkau sekalian memotong leherku (engkau menghalalkan darahku)”, Wallahu ‘Alam,
RAHASIA HURUF HIJAIYAH
Rahasia Huruf Hijaiyah
"Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat mereka ruku' dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam- penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mu'min). Allah menjanjikan kepada orang- orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar." (QS. AL-FATH ayat 29)
Ada dua puluh sembilan huruf Hijaiyah. Awalnya adalah alif, kemudian ba, kemudian ta, dan akhirnya adalah ya. Huruf kedua, Ba, merangkum semua pengetahuan tentang wujud semesta. Ba adalah Bahr, Samudera. Setiap wujud sejatinya meng-ada di dalam “samudera” abadi ini. Renungkanlah perlahan sekali…
Ba-Bahr Al Qudrah-Samudera Kehendak
Tubuh kita dan segala benda-benda, air yang kita teguk dan udara yang kita hirup, segala yang kita lihat sentuh dan rasakan, padat cair dan gas, semuanya terbangun dari atom-atom. Kita semua sudah tahu itu. Meski atom bukanlah elemen terkecil dari benda-benda, sebagaimana telah ditunjukkan oleh para ahli fisika kuantum, mari kita batasi perjalanan kita hanya sampai di atom ini. Inti atom (nucleus) merupakan pusat atom. Seberapa besar inti atom ini? Jika kita perbesar ukuran sebiji atom menjadi sebesar bola berdiameter 200 meter, maka besarnya inti atom adalah sebesar sebutir debu di pusatnya.
Hebatnya, sebutir debu ini membawa 99,95% massa atom seluruhnya yang dipadatkan oleh strong nuclear force ke dalam partikel proton. Sementara elektron-elektron sangatlah ringan dan bergerak mengelilingi proton pada jarak yang jauh sekali. Seberapa jauh? Jika kita perbesar ukuran elektron menjadi sebesar biji kelereng, maka jarak antara elektron ini ke inti atom adalah sejauh satu kilometer! Ada apa di antara elektron dengan proton? Tidak ada apa-apa. Hanya ruang kosong semata sepanjang jarak satu kilometer itu!
Sebutir garam terdiri dari banyak sekali atom. Jika kita bisa menghitung satu milyar atom dalam sedetik, maka kita membutuhkan lebih dari lima ratus tahun untuk menghitung jumlah seluruh atom di dalam sebutir garam saja! Atom-atom itu secara rapi membangun wujud sebutir garam. Dan di dalamnya terbentang ruang kosong di antara atom-atomnya. Sebagaimana samudera. Sebutir garam mewujud di dalamnya. Ia “berenang” dan meng-ada di dalamnya. Juga kita dan semua benda-benda.
Wujud kita sejatinya selalu berada di dalam samudera ruang kosong….di dalam samudera atomis gaya-gaya….di dalam samudera kehendakNya (Bahr al-Qudrah)…
Kaf Ha Yaa 'Ain Shood Yaa Siin Alif Lam Miim
Dari Husein bin Ali bin Abi Thalib as. :
Seorang Yahudi mendatangi Nabi Muhammad SAW. Pada saat itu Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib as bersama Nabi.
Yahudi itu berkata kepada Nabi Muhammad SAW : "apa faedah dari huruf hijaiyah ?"
Rasulullah SAW lalu berkata kepada Ali bin Abi Thalib as, “Jawablah”.
Lalu Rasulullah SAW mendoakan Ali, “ya Allah, sukseskan Ali dan bungkam orang Yahudi itu”.
Lalu Ali berkata : “Tidak ada satu huruf-pun kecuali semua bersumber pada nama-nama Allah swt”.
Kemudian Ali berkata :
“Adapun Alif artinya tidak ada Tuhan selain Dia yang Maha Hidup dan Kokoh,
Adapun Ba artinya tetap ada setelah musnah seluruh makhluk-Nya.
Adapun Ta, artinya yang maha menerima taubat, menerima taubat dari semua hamba-Nya,
adapun Tsa artinya adalah yang mengokohkan semua makhluk “Dialah yang mengokohkan orang-orang beriman dengan perkataan yang kokoh dalam kehidupan dunia”
Adapun Jim maksudnya adalah keluhuran sebutan dan pujian-Nya serta suci seluruh nama-nama-Nya.
Adapun Ha adalah Al Haq, Maha hidup dan penyayang.
Kha maksudnya adalah maha mengetahui akan seluruh perbuatan hamba-hamba-Nya.
Dal artinya pemberi balasan pada hari kiamat,
Dzal artinya pemilik segala keagungan dan kemuliaan.
Ra artinya lemah lembut terhadap hamba-hamba-Nya.
Zay artinya hiasan penghambaan.
Sin artinya Maha mendengar dan melihat.
Syin artinya yang disyukuri oleh hamba-Nya.
Shad maksudnya adalah Maha benar dalam setiap janji-Nya.
Dhad artinya adalah yang memberikan madharat dan manfaat.
Tha artinya Yang suci dan mensucikan,
Dzha artinya Yang maha nampak dan menampakan seluruh tanda-tanda.
Ayn artinya Maha mengetahui hamba-hamba-Nya.
Ghayn artinya tempat mengharap para pengharap dari semua ciptaan-Nya.
Fa artinya yang menumbuhkan biji-bijian dan tumbuhan.
Qaf artinya adalah Maha kuasa atas segala makhluk-Nya
Kaf artinya yang Maha mencukupkan yang tidak ada satupun yang setara dengan-Nya, Dia tidak beranak dan tidak diperanakan.
Adapun Lam maksudnya adalah maha lembut terhadap hamba-nya.
Mim artinya pemilik semua kerajaan.
Nun maksudnya adalah cahaya bagi langit yang bersumber pada cahaya arasynya.
Adapun waw artinya adalah, satu, esa, tempat bergantung semua makhluk dan tidak beranak serta diperanakan.
Ha artinya Memberi petunjuk bagi makhluk-Nya.
Lam alif artinya tidak ada tuhan selain Allah, satu-satunya serta tidak ada sekutu bagi-Nya.
Adapun ya artinya tangan Allah yang terbuka bagi seluruh makhluk-Nya”. Rasulullah lalu berkata “Inilah perkataan dari orang yang telah diridhai Allah dari semua makhluk-Nya”.
Mendengar penjelasan itu maka yahudi itu masuk Islam.
Dari Ibrahim bin Khuttab, dari Ahmad bin Khalid, dari Salamah bin Al Fadl, dari Abdullah bin Najiyah, dari Ahmad bin Badil Al Ayyamy, dari Amr bin Hamid hakim kota ad Dainur, dari Farat bin as Saib dari Maimun bin Mahran, dari Ibnu Abbas dan sanadnya Rosulullah SAW, ia berkata: “Segala sesuatu ada penjelasan (tafsir)nya yang diketahui oleh orang yang mengetahuinya dan tidak diketahui oleh orang yang tidak mengetahuinya”.
Kandungan empat unsur alam semesta dalam huruf hijaiyah, yaitu:
Unsur api : alif, haa’, tha’, shad, mim, fa’, syin.
Unsur udara : ba’, wawu, ya’, nun, shat, ta’, dha’.
Unsur air : jim, za’, kaf, sin, qaf, tsa’, zha’.
Unsur tanah : ha’, lam, ‘ain, ra’, kha’, ghain.
30 kunci huruf hijaiyah yang berada di tubuh manusia yaitu:
1. alif = hidung
2. ba" = mata
3. ta" = tempat mata(lubang tempat mata)
4. tsa" = bahu kanan
5. jim = bahu kiri
6. ha = tangan kanan
7. kha = tangan kiri
8. dal = telapak tangan kanan dan kiri
9. dzal = kepala dan rambut
10. ro" = rusuk kanan
11. zai = rusuk kiri
12. sin = dada kanan
13. syin = dada kiri
14. shod = pantat kanan
15. dhod = pantat kiri
16. tho" = hati
17. zho" = gigi
18. ain = paha kanan
19. ghoin = paha kiri
20. fa" = betis kanan
21. kof = betis kiri
22. kaf = kulit
23. lam = daging
24. mim = otak
25. nun = nur/cahaya
26. wau = telapak kaki kanan dan kiri
27. HA" = sungsum tulam
28. lam alif = manusia utuh
29. hamzah = memenuhi segala
30. ya" = mulut/manusia
Affirmasi:
Ya ALLAH saya minta kunci dengan ...................
contoh:
Ya ALLAH saya minta kunci dengan ALIF
contoh:
Ya ALLAH saya minta kunci dengan Hamzah
30 kunci dipakai untuk membersihkan bagian bagian tubuh dari hal -hal yang negatif.sehingga tubuh dapat berfungsi normal.dan tentunya meningkatkan tingkat kita dalam hal dunia dan spiritual.
RAHASIA MALAIKAT DAN JIN
Malaikat dan Jin mempunyai kelebihan yang berbeda beda tapi dalam prinsipnya sama, Baik malaikat dan jin bisa dipanggil asalkan memenuhi syarat tertentu.Banyak sekali cara memanggil bangsa makhluk halus ini,dari cara yang paling mudah hingga paling sulit semua tergantung dari guru pembimbingnya mau diberikan yang mudah atau yang sulit karena seorang guru tahu sesuatu yang akan diajarkanya.Para sesepuh zaman dulu bila ingin mengambil murid sangat selektif sekali,karena takut ilmu yang diajarkan beliau , digunakan untuk yang tidak baik.Biasanya bagi calon murid yang masih mempunyai kesembongan akan diajarkan yang sulit2 dulu agar si murid menyadari kesombongan yang selalu diperbuatnya.Bagi murid yang yang diberi khodam pendamping biasanya dalam keseharianya bersikap tenang biasanya khodam pendampingnya bangsa jin muslim tetapi tidak boleh bergantung terus menerus jadi khodam pendampingnya sudah disumpah oleh sang guru agar dalam kesulitan bisa membantu yang bersangkutan.Dan bila ingin mempunyai pendamping dari malaikat maka sang murid harus memanggil sendiri malaikatnya dengan ritual yang sudah diajarkan oleh sang guru,maka dalam keadaan tertentu atas izin Allah malaikat akan datang dan memberi bantuan apapun yang dibutuhkan orang yang memanggilnya.Sedangkan cara memanggilnya antara bangsa Jin dan malaikat sedikit berbeda baik dalam kemunculanya,tandanya kehadiranya,cara bicaranya, kemampuanya.Perbedaan yang utama adalah sebagai berikut :
- BANGSA MALAIKAT : Dalam kemunculanya disertai suara yang lemah lembut disertai senyuman,biasanya bangsa malaikat yang sudah dipanggil akan membantu kesulitan apapun yang dialami oleh si pemanggil dengan syarat harus mengamalkan amalan yang diberikan oleh bangsa malaikat itu bila sipemanggil setuju maka malaikat itu akan menjadi sahabat sipemanggil sampai dia meninggal dunia.jadi malaikatnya tidak bisa diwariskan kecuali si pewaris mengamalkan apa yang diamalkan oleh orang yang memberikanya baik tata cara memanggil,amalan dan syarat yang diminta oleh malaikat .
- BANGSA JIN : Dalam kemunculan disertai suara yang tegas bila kita tidak berilmu dan tidak diberi benteng ghaib biasanya jin yang dipanggil akan mengajak bertarung,tapi bila kita berilmu dan diberi benteng ghaib dia akan bicara dengan sopan,senyum,penuh persahabatan dan tidak berani sama kita bahkan Jin itu mau disuruh apapun sesuai dengan kemampuanya.Biasanya bila Jin sudah datang dia akan memberikan suatu amalan yang bersifat memaksa yaitu amalan yang diberikan oleh jin harus dikerjakan maka jin akan membantu apapun yang kita perintah,bila kita tidak mengerjakan maka jin itu tidak mau membantu lagi bila anda setuju dengan syaratnya maka jin itu jadi sahabat si pemanggil,dan setiap hari harus mendoakan jin itu dan pada hari tertentu menyediakan minyak tertentu atau membakar menyan dll. Sebagai tanda terimakasih dan mempererat persahabatan itu berlaku bagi bangsa jin muslim, bukankah sesama umat muslim adalah saudara. Dan bila memanggil bangsa selain jin muslim tentu syaratnya berbeda lagi sesuai dengan syarat yang berlaku pada bangsa jin itu.Dan untuk menghadapi bangsa Jin diperlukan doa atau mantra2 yang bisa membikin Jin itu takut,terbakar,terusir,atau sampai membunuh bangsa jin itu sendiri .Bagaimana peran Tenaga Dalam untuk mengusir Jin? Tenaga Dalam adalah suatu tenaga yang tersimpan dalam tubuh dalam prinsipnya Tenaga Dalam untuk kesehatan bukan untuk melawan bangsa Jin atau memasuki alam ghaib dengan aman,karena Tenaga Dalam kurang efektif bila berhadapan dengan bangsa Jin sekalipun Tenaga dalamnya sempurna,bila kita berhadapan dengan Jin lalu memukul Jin itu dengan Tenaga Dalam Jin itu tidak akan mati atau sakit yang parah, biasanya Jin bila dipukul dengan Tenaga Dalam hanya tepental saja dan Jin itu pasti akan membalas dengan pukulan2nya,bila anda menghadapi Jin yang sakti, sudah jelas anda akan dihajar habis habisan.Dalam sejarah nabi,tidak ada nabi dan rosul menggunakan Tenaga Dalam untuk menaklukan Jin ataupun memasuki alam ghaib tapi nabi dan rosul menggunakan doa atau mantra2 yang sudah tertulis dalam kitab baik Taurat,Zabur,Injil,ataupun Al Qur’an . Di dalam aliran kejawen pun para sesepuh jawa menggunakan mantra2 saktinya untuk menghadapi bangsa Jin ,bukan menggunakan tenaga dalam,karena beliau tahu Tenaga Dalam tidak efektif bahkan bisa mengancam jiwanya bila tetap menggunakan Tenaga Dalam ,Biasanya sesepuh jawa untuk menghadapi Bangsa Jin menggunakan
ilmu Qulhu Geni,Qulhu Sungsang,Komara Geni,Inti Lebur Seketi,Qulhu Derga Balik dll. Karena ilmu2 itu bisa membakar bangsa Jin bahkan dalam radius 5 meter bila memiliki ilmu2 itu Jin sudah kepanasan dan tidak berani mendekat.Sesepuh jawa untuk mengobati gangguan Jin seperti : Kesurupan,santet,teluh,tenung dll.pasti menggunakan ilmu2 itu karena tidak terlalu mengeluarkan banyak tenaga.Dan biasanya untuk melihat tanda kehadiran atau memasuki alamnya bangsa Jin, sesepuh jawa menggunakan ilmu Suket Kolonjono.Sedangkan bangsa malaikat tidak bisa dilihat dengan ilmu Suket Kolonjono karena malaikat tingkatanya lebih halus dan lebih tinggi.Tetapi bangsa Malaikat dan bangsa Jin memiliki beberapa persamaan dalam kedatanganya atau kehadiranya.
Dalam tanda2 kedatanganya antara bangsa MALAIKAT DAN JIN memiliki persamaan sebagai berikut : biasanya sebelum muncul ada angin sepoi2 tapi kadang2 anginya kencang ,lalu munculnya cahaya kadang putih ,merah ,biru dll,datangnya kabut yang menyelimuti ruangan bila dalam pemanggilan berada dalam ruangan, adanya perubahan alam seperti merah senja, kehijauan,atau putih biru , adanya goncangan seperti gempa bumi,adanya suatu makhluk yang mengelus atau memijat kita, barulah MALAIKAT ATAU JIN muncul untuk mengucap salam sebagai tanda kedatanganya.
Bangsa MALAIKAT DAN JIN bisa untuk membantu : Memajukan usaha apapun,mengatasi kesulitan ekonomi,hutang,menarik harta karun,untuk uang bibit,untuk merubah kertas jadi uang,hipnotis,gendam,untuk pengasihan,mengembalikan orang pergi,merukunkan suami istri,mengembalikan pacar yang selingkuh,suami/istri yang selingkuh,mencari jodoh,memanggil saudara kembar,menjadi penyanyi,artis,pemimpin,disayang bos,atasan,di sayang semua orang,untuk mengumpulkan massa,kesaktian,trawangan,penyembuhan medis non medis dll.sesuai dengan kemampuan malaikat dan jin itu.Jadi bila kita sering berdoa kepada Allah maka kita akan selalu dapat pertolongan dari Allah,Entah melalui malaikat,jin,hewan,tumbuhan,sesama manusia atau benda mati .Tidak ada dalam sejarah dalam Al Qur’an Allah menolong manusia dibumi secara langsung sekalipun itu nabi dan rosul,baik mulai nabi Adam As sampai nabi Muhammad SAW.Bila ada yang mengatakan ditolong langsung oleh Allah itu adalah suatu kesombongan apalagi berani mengatakan bisa melihat Allah secara langsung.Dalam prinsipnya berdoa itu pasti dibantu oleh khodam baik Malaikat,jin dll.karena bacaan yang menggunakan tulisan arab,yang sesuai dengan Al Qur’an setiap hurufnya mengandung khodam malaikat dengan jumlah tertentu,bila menggunakan bahasa jawa atau bahasa lainya tapi tujuanya semua ke Allah yang ikut mendoakanya bisa malaikat atau jin bahkan bila kita membaca sahadat yang ikut mendoakan dan menyaksikan semua makhluk, baik benda mati ataupun yang hidup.Jadi mintalah apapun kepada Allah karena itu adalah hak anda sebagai hambaNYA dan setelah itu baru pasrahkanlah.Dan itulah beberapa fenomena2 ghaib yang sering kita jumpai baik di sengaja ataupun tidak sengaja yang sering kita jumpai di masyarakat.
Subscribe to:
Posts (Atom)
Rahasia Menyingkap Ilmu Laduni
Menyingkap Rahasia Ilmu (Laduni) Rahasia ahli kitab yang mampu memindahkah kursi Ratu Bilkis sebagaimana di kisahkan Al qur an hingga ...
-
SHOLAWAT NABI KHIDIR Bismillah, saya ijazahkan buat sodara semua sholawat nabi khidir yang kegunaanny multi fungsi. Diamalkan dengan ikhl...